Jumat, 26 Januari 2018

UKURAN STATUS KESEHATAN DALAM EPIDEMIOLOGI : MORTALITAS



UKURAN STATUS KESEHATAN DALAM
 EPIDEMIOLOGI : MORTALITAS

A.    Pengertian
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk kematian. Ukuran kematian merupakan angka atau indeks, yang di pakai sebagai dasar untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat kematian suatu penduduk. Ada berbagai macam ukuran kematian, mulai dari yang paling sederhana sampai yang cukup kompleks. Namun demukian perlu di catat bahwa keadaan kematian suatu penduduk tidaklah dapat diwakili oleh hanya suatu angka tunggal saja. Biasanya berbagai macam ukuran kematian di pakai sekaligus guna mencerminkan keadaan kematian penduduk secara keseluruhan. Hampir semua ukuran kematian merupakan suatu “rate” atau “ratio”.
Rate merupakan suatu ukuran yang menunjukkan terjadinya suatu kejadian (misalnya: kematian, kelahiran, sakit, dan sebagainya) selama peroide waktu-waktu tertentu.
Kematian (mortalitas) adalah peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen  yang bisa terjadi tiap saat setelah kelahiran hidup. (Budi Utomo, 1985).
Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu :
1)      Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,  
2)       Status penyakit,
3)      Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat (Bunuh diri, Kecelakaan, Pembunuhan, Bencana Alam, dsb.)

B.     Ukuran-Ukuran Mortalitas
1.        Case Fatality Rate (CFR/Angka kefatalan kasus)
CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama.
Rumus:  
CFR=
Perhitungan ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi. Rasio ini dapat dispesifikkan menjadi menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain.

2.      Crude Death Rate (CDR/Angka Kematian Kasar)
Angka keamtian kasar adalah jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena angka ini dihitung secara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi denga tingkat kematian yang berbeda-beda.
Rumus:
 

Manfaat CDR:
·      Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat,
·       Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat,
·      Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi,
·      Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis,
·      Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk.
3.      Age Spesific Death Rate (ASDR)
Angka kematian menurut golongan umur. Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x pada pertengahan tahun.
Rumus:
 

Manfaat ASDR sebagai berikut:
·      untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur.
·      untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah.
·      untuk menghitung rata-rata harapan hidup
4.      Under Five Mortality Rate (UFMR/Angka kematian Balita)
Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama.
Rumus:
 
 
Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk status kesehatan bayi dan anak.

5.      Neonatal Mortality Rate (NMR/Angka Kematian Neonatal)
Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang dicatata selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:
 

Manfaat dari angka kematian neonatal adalah sebgai berikut:
·       untuk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal
·       Untuk mengetahui program Imuninsasi
·       Untuk pertolongan persalina
·       untuk mengetahui penyakit infeksi.
6.      Perinatal Mortality Rate (PMR/angka kematian perinatal)
Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat dalam 1 tahun per Total kematian janin+lahir hidup Dalam periode waktu yang sama.
Rumus:
Faktor yang mempengaruhi tingginya PMR adalah sebagai berikut:
·       Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah.
·       Status gizi ibu dan bayi
·       Keadaan sosial ekonomi
·       Penyakit infeksi terutama ISPA
·       Pertolongan persalinan
7.      Infant Mortality Rate (IMR/Angka Kematian Bayi)
Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:                     
 

Manfaat dari perhitungan angka kematian bayi adalah sebagai berikut:
·      Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi.
·      Untuk Mengetahui tingkat pelayanan antenatal.
·      Untuk mengetahui status gizi ibu hamil.
·      Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Keluaga berencana (KB).
·      untuk mengetahui kondisi lingkungan dan social ekonomi
8.      Maternal Mortality Rate (MMR/Angka Kematian Ibu)
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Tinggi rendahnya angka MMR tergantung kepada:
·      Sosial ekonomi
·      Kesehatan ibu sebellum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas
·      Pelayanan terhadap ibu hamil
·      Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas
9.      Angka Kematian Pascaneonatal
Adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari sampai 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun kalender
 
10.  Angka Abortus (Abortus Rate)
Adalah penghentian kehamilan dengan sengaja sebelum janin mampu untuk hidup di luar kandungan.

C.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mortalitas
1.   Pendidikan
Terdapat hubungan negatif antara tingkat pendidikan ibu dan kematian anak, tetapi tinggi rendahnya pendidikan yang dibutuhkan untuk menurunkan mortalitas secara berarti berbeda-beda dari satu budaya ke budaya lain.
Pendidikan memberi kepercayaan diri kepada wanita untuk mengambil keputusan atas tanggung jawab wanita itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 faktor yaitu:
·         Berkurangnya fatalisme dalam menghadapi kesehatan buruk yang menimpa anak.
·         Kesanggupan yang lebih besar untuk menguasai dunia dalam mengetahui adanya fasilitas kesehatan.
·         Perubahan perimbangan tradisional dalam hubungan keluarga yang mengalihkan titik berat kekuasaan dari sesepuh kepada anak.
 2.   Pendapatan
Pendapatan sangat penting dalam kaitannya dengan membayar pengeluaran untuk kesehatan faktor pendapatan atau ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan kondisi rumah saling berhubungan dalam mempengaruhi kematian bayi/anak. Apabila salah satu indikator sosial ekonomi dihubungkan dengan tingkat kematian bayi dan anak, ternyata terdapat hubungan yang negatif.
3.   Kesehatan
Kesehatan berhubungan negatif terhadap angka kematian bayi, salah satu upaya yang terus dilakukan adalah pembangunan kesehatan. Indikator yang digunakan untuk menggambarkan pembangunan dan fasilitas kesehatan adalah rasio tenaga medis dan para medis, terhadap jumlah penduduk.
4.   Faktor Demografi                             
Yang dipilih adalah tingkat kelahiran, yaitu tingkat fertilitas total (TFR). Apabila tertilitasnya rendah maka mortalitasnya juga akan rendah. Hubungan posifit antara mortalitas bayi dan fertilitas ini timbal balik, keberhasilan menurunkan salah satu faktor diantaranya akan mengakibatkan penurunan variabel lain.

1 komentar: