Jumat, 26 Januari 2018

Studi Ekologi



Epidemiologi berasal dari kata Epi, Demos & Logos. Epi adalah tentang  penyakit, demos adalah penduduk, dan logos adalah ilmu. Jadi EPIDEMIOLOGI adalah : Suatu ilmu yang mempelajari distribusi (penyebaran), frekuensi (Jumlah/Angka) dan determinan (Penyebab) penyakit/masalah kesehatan pada suatu penduduk. Menurut CDC 2002, Last 2001 dan Gordies 2000, epidemilogi is the mother of public health.
 Epidemiologi merupakan cabang ilmu yang membelajari tentang  penyebaran penyakit dan faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia. Penyebaran penyakit disini merupakan penyebaran penyakit menurut sifat orang tempat dan waktu. Jadi disamping mempelajari siapa yang terkena  penyakit, epidemiologi juga membahas mengenai dimana dan bagaimana suatu  penyakit dapat menyebar. Selanjutnya jawaban dari pertanyaan itu akan memunculkan data mengenai jumlah penderita dari satu jenis penyakit, jenis kelamin penderita, lokasi dimana penderita tinggal, bagaimana penyakit itu dapat menginfeksi penderita dan pada akhirnya kapan penyakit itu sering muncul, pada saat musim hujan, pancaroba atau pada saat musim kemarau.


Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis merumuskan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Apakah definisi dari studi ekologi?
2.      Apa saja kekuatan dan kelemahan studi ekologi?
3.      Apa karakteristik penelitian ekologi?
4.      Apa tujuan penelitian ekologi?


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang studi ekologi/ korelasi.
1.      Mengetahui definisi studi ekologi / korelasi.
2.      Mengetahui kekuatan dan kelemahan studi ekologi / korelasi.
3.      Menjelaskan karakteristik penelitian ekologi / korelasi.
4.      Menjelaskan tujuan penelitian ekologi / korelasi.



2.1 Definisi Studi Ekologi / Korelasi
Pengertian Studi ekologi atau studi korelasi populasi adalah studi epidemiologi dengan populasi sebagai unit analisis, yang bertujuan mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dan faktor-faktor yang diminati peneliti. Faktor-faktor tersebut misalnya, umur, bulan, obat-obatan.Unit observasi dan unit analis pada studi ini adalah kelompok (agregat) individu, komunitas atau populasiyang lebih besar. Agregat tersebut biasanya dibatasi oleh secara geografik, misalnya penduduk provinsi, penduduk kab/kota, penduduk negara, dan sebagainya.
Penelitian korelasi atau ekologi adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir, 2009:38).
2.2 Kekuatan dan Kelemahan Studi Ekologi
Kekuatan studi ekologi, meliputi:
1.      Kekuatan pada studi ekologikal adalah dapat menggunakan data insidensi, prevalensi maupunmortalitas( data sekunder).
2.      Rancangan ini tepat sekali digunakan pada penyelidikan awal hubungan penyakit, sebab mudah dilakukan dan murah dengan memanfaatkan informasiyang tersedia.
3.      Dapat mengevaluasi program, kebijakan dan regulasi.

Kelemahan studi ekologi, meliputi:
Studi ekologi tak dapat dipakai untuk menganalisis hubungan sebab akibat karena dua alasan.
1.      Alasan pertama adalah, ketidak mampuan menjembatani kesenjangan status paparan dan status penyakit pada tingkat populasi dan individu.
2.      Sedangkan alasan kedua adalah studi ekologi tak mampu untuk mengontrol faktor perancu potensial.
2.3 Karakteristik studi Ekologi / Korelasi
Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
  2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
  3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan
2.4 Tujuan Studi Ekologi / Korelasi
            Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.


BAB 3 : PENUTUP
3.1 Simpulan
1.   Studi ekologi atau studi korelasi populasi adalah studi epidemiologi dengan populasi sebagai unit analisis, yang bertujuan mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dan faktor-faktor yang diminati peneliti.
2.   Kekuatan studi ekologi, meliputi: Kekuatan pada studi ekologikal adalah dapat menggunakan data insidensi, prevalensi maupun mortalitas (data sekunder), Rancangan ini tepat sekali digunakan pada penyelidikan awal hubungan penyakit, sebab mudah dilakukan dan murah dengan memanfaatkan informasiyang tersedia, Dapat mengevaluasi program, kebijakan dan regulasi.
Kelemahan studi ekologi, meliputi:
Studi ekologi tak dapat dipakai untuk menganalisis hubungan sebab akibat,karena ketidak mampuan menjembatani kesenjangan status paparan dan status penyakit pada tingkat populasi dan individu, sedangkan alasan kedua adalah studi ekologi tak mampu untuk mengontrol faktor perancu potensial.
  1. Karakteristik studi ekologi adalah Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen, memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata, memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan,
  2. Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
 3.2 Saran

            Setelah mempelajari desain studi ekologi / korelasi mahasiswa mampu melakukan penelitian dengan memakai metode studi ekolgi / korelasi dalam penyelesaian skripsi diakhir perkuliahan nanti sebagai syarat mutlak dalam penyelesaian strata I.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. (artikel). Dalam http://www.Muhammad Zainal Abidin Personal Blog.htm.
Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom Universitas Mercubuana Jakarta.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.


Jazakallahu khairan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar