Epidemiologi berasal dari kata Epi,
Demos & Logos. Epi adalah tentang penyakit, demos adalah penduduk,
dan logos adalah ilmu. Jadi EPIDEMIOLOGI adalah : Suatu ilmu yang mempelajari
distribusi (penyebaran), frekuensi (Jumlah/Angka) dan determinan (Penyebab)
penyakit/masalah kesehatan pada suatu penduduk. Menurut CDC 2002, Last 2001 dan
Gordies 2000, epidemilogi is the mother of public health.
Epidemiologi merupakan cabang ilmu
yang membelajari tentang penyebaran penyakit dan faktor yang menentukan
terjadinya penyakit pada manusia. Penyebaran penyakit disini merupakan
penyebaran penyakit menurut sifat orang tempat dan waktu. Jadi disamping
mempelajari siapa yang terkena penyakit, epidemiologi juga membahas
mengenai dimana dan bagaimana suatu penyakit dapat menyebar. Selanjutnya
jawaban dari pertanyaan itu akan memunculkan data mengenai jumlah penderita
dari satu jenis penyakit, jenis kelamin penderita, lokasi dimana penderita
tinggal, bagaimana penyakit itu dapat menginfeksi penderita dan pada akhirnya
kapan penyakit itu sering muncul, pada saat musim hujan, pancaroba atau pada
saat musim kemarau.
Berdasarkan latar belakang di atas,
Penulis merumuskan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
Apakah definisi dari studi ekologi?
2. Apa
saja kekuatan dan kelemahan studi ekologi?
3. Apa
karakteristik penelitian ekologi?
4. Apa
tujuan penelitian ekologi?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui tentang studi ekologi/ korelasi.
1.
Mengetahui definisi studi ekologi / korelasi.
2.
Mengetahui kekuatan dan kelemahan studi ekologi / korelasi.
3.
Menjelaskan karakteristik penelitian ekologi / korelasi.
4.
Menjelaskan tujuan penelitian ekologi / korelasi.
2.1 Definisi
Studi Ekologi / Korelasi
Pengertian Studi ekologi atau studi korelasi populasi adalah studi
epidemiologi dengan populasi sebagai unit analisis, yang bertujuan
mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dan faktor-faktor yang
diminati peneliti. Faktor-faktor tersebut misalnya, umur, bulan, obat-obatan.Unit
observasi dan unit analis pada studi ini adalah kelompok (agregat) individu,
komunitas atau populasiyang lebih besar. Agregat tersebut biasanya dibatasi
oleh secara geografik, misalnya penduduk provinsi, penduduk kab/kota, penduduk
negara, dan sebagainya.
Penelitian
korelasi atau ekologi adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan
tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel
(Faenkel dan Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini
penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya
melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc
Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian
korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat
apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
Penelitian
korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial,
maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan
antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini
dapat dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian
eksperimen (Emzir, 2009:38).
2.2 Kekuatan
dan Kelemahan Studi Ekologi
Kekuatan studi ekologi, meliputi:
1. Kekuatan pada studi
ekologikal adalah dapat menggunakan data insidensi, prevalensi
maupunmortalitas( data sekunder).
2. Rancangan ini tepat
sekali digunakan pada penyelidikan awal hubungan penyakit, sebab mudah
dilakukan dan murah dengan memanfaatkan informasiyang tersedia.
3. Dapat mengevaluasi
program, kebijakan dan regulasi.
Kelemahan
studi ekologi, meliputi:
Studi ekologi tak dapat dipakai untuk menganalisis
hubungan sebab akibat karena dua alasan.
1. Alasan pertama
adalah, ketidak mampuan menjembatani kesenjangan status paparan dan status
penyakit pada tingkat populasi dan individu.
2. Sedangkan alasan
kedua adalah studi ekologi tak mampu untuk mengontrol faktor perancu potensial.
2.3 Karakteristik
studi Ekologi / Korelasi
Menurut
Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting
untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut
adalah sebagai berikut.
- Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
- Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
- Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan
2.4 Tujuan Studi Ekologi / Korelasi
Tujuan
penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan
variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien
korelasi. Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian
korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk
menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya
menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel
mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan
yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Studi
ekologi atau studi korelasi populasi adalah studi epidemiologi dengan populasi
sebagai unit analisis, yang bertujuan mendeskripsikan hubungan korelatif antara
penyakit dan faktor-faktor yang diminati peneliti.
2. Kekuatan
studi ekologi, meliputi: Kekuatan pada studi ekologikal adalah dapat
menggunakan data insidensi, prevalensi maupun mortalitas (data sekunder),
Rancangan ini tepat sekali digunakan pada penyelidikan awal hubungan penyakit,
sebab mudah dilakukan dan murah dengan memanfaatkan informasiyang tersedia,
Dapat mengevaluasi program, kebijakan dan regulasi.
Kelemahan studi ekologi, meliputi:
Studi ekologi tak dapat dipakai
untuk menganalisis hubungan sebab akibat,karena ketidak mampuan menjembatani
kesenjangan status paparan dan status penyakit pada tingkat populasi dan
individu, sedangkan alasan kedua adalah studi ekologi tak mampu untuk
mengontrol faktor perancu potensial.
- Karakteristik studi ekologi adalah Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen, memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata, memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan,
- Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
3.2 Saran
Setelah
mempelajari desain studi ekologi / korelasi mahasiswa mampu melakukan
penelitian dengan memakai metode studi ekolgi / korelasi dalam penyelesaian
skripsi diakhir perkuliahan nanti sebagai syarat mutlak dalam penyelesaian
strata I.
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional.
(artikel). Dalam http://www.Muhammad Zainal Abidin Personal Blog.htm.
Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi (artikel).
Jakarta: Fikom Universitas Mercubuana Jakarta.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen penelitian.
Jakarta : Rineka Cipta.
Jazakallahu khairan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar