Jumat, 26 Januari 2018

DISTRIBUSI PENYAKIT MENURUT ORANG



DISTRIBUSI PENYAKIT MENURUT ORANG

Perbedaan sifat atau keadaan karakteristik individu secara tidak langsung dapat memberikan perbedaan pada sifat/keadaan individu terhadap setiap keadaan keterpaparan, sangat berbeda/dapat dipengaruhi oleh berbagai sifat karakteristik tertentu. Pertama, factor genetis yang lebih bersifat tetap seperti jenis kelamin,ras, data kelahiran dan lain lain. Kedua, factor biologis yang berhubungan erat dengan kehidupan biologis seperti umur,status gizi,kehamilan dan lain lain. Ketiga, factor perilaku yang berpengaruh seperti mobilitas, status perkawinan,tingkat pendidikan,daerah tempat tinggal dan sebagainya. 
A.       Umur
adalah variabel yang sangat penting dan selalu diperhatikan dalam penyelidikan – penyelidikan epidemiologi karena : 
a)        Ada kaitannya dengan Daya Tahan Tubuh. Pada umumnya daya tahan tubuh orang dewasa jauh lebih kuat dari pada daya tahan bayi atau anak – anak. 
b)        Ada kaitannya dengan ancaman terhadap kesehatan. Orang dewasa yang karena pekerjaannya ada kemungkinan menghadapi ancaman penyakit lebih besar daripada anak – anak. 
c)        Ada kaitannya dengan kebiasaan hidup. Dibandingkan dengan anak – anak, maka orang dewasa lebih besar kemungkinan terpapar dengan berbagai sumber masalah kesehatan atau penyakit. Perbedaan pengalaman terhadap penyakit menurut umur sangat mempunyai pengaruh /kemaknaan yang berhubungan dengan perbedaan tingkat keterpaparan dan kerentanan menurut umur, perbedaan dalam proses Pathogenesis, dan perbedaan dalam hal pengalaman terhadap penyakit tertentu (Setyawan, 2008). 
Untuk keperluan perbandingan maka WHO menganjurkan pembagian-pembagian umur sebagai berikut :
a)      Menurut tingkat kedewasaan :
0-14 tahun         : bayi dan anak-anak
15-49 tahun       : orang muda dan dewasa
 50 tahun keatas : orang tua
b)      Interval 5 tahun
Kurang 1 tahun
1-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun, dan sebagainya.
c)      Untuk mempelajari penyakit anak :
0-4 bulan
5-10 bulan
11-23 bulan
2-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun
Namun ada beberapa kesulitan dalam mendapatkan laporan umur yang tepat seperti :
a)      Pengelompokan umur yang masih bervariasi dan belum memiliki kesamaan standar
b)      Masyarakat pedesaan yang masih banyak buta huruf

Umur sebagai salah satu sifat karakteristik tentang orang yang dalam studi epidemiologi merupakan variable yang cukup penting krena cukup banyak penyakit yang ditemukan dengan berbagai variasi frekuensi yang disebabkan oleh umur. Peran variabel umur menjadi cukup penting antara lain karena: pertama, stuidi tentang hubungan variasi suatu penyakit dengan umur dapat memberikan gambaran tentang factor penyebab penyakit tersebut. Kedua, umur dapat merupakan factor sekunder yang harus diperhitungkan dalam mengamati/meneliti perbedaan frekuensi penyakit terhadap variable lainnya.
Adapun hubungan antara kejadian frekuensi penyakit dengan umur biasanya dinyatakan dalam bentuk age spesific incidence maupun prevalence (angka kejadian umur khusus) yakni jumlah kejadian suatu penyakit pada suatu kelompok uimur tertentu. Yang harus diperhatikan dalam analisis peristiwa penyakit dengan kelompok umur tertentu adalah jumlah penderitayang ada dipelayanan kesehatn tertentu, tanpa mengetahui keadaan populasi pada umur tersebut sehingga yang didapatkan adalah gambaran proporsi penyakit menurut umur dan bukan gambaran resiko menurut umur.
Selain factor tersebut diatas, umur merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama karena umur mempunyai hubungan yang erat dengan keterpoaparan. Umur juga mempunyai hubungan dengan besarnya resiko terhadap penyakit tertentu dan sifat resistensinya pada berbagai kelompok umur tertentu.disamping itu umur juga mempunyai hubungan erat dengan berbagai sifat karakteristik tentang orang lainnya seperti pekerjaan ,status perkawinan,reproduksi dan berbagai kegiatan lainnya. Dengan demikian, maka dapatlah dimengerti bahwa adanya perbedaan penglaman terhadap penykit menurut umur sangat mempunyai kemaknaan (pengaruh) yang berhubungan dengan adanya perbedaan tingkat keyterpaparan dan kerentanan menurut umur,adanya perbedaan dalam proses kejadiaan pathogenesis,maupun adanya perbedaan pengalaman terhadap penyakit tertentu.
Beberapa penyakit menular tertentu umpamanya, menunjukkan bahwa umur muda mempunyai resiko yang tinggi, bukan saja karena tingkat kerentanannya melainkan juga pengalaman terhadap penyakit tertentu yang biasanya sudah dialami oleh mereka yang berumur lebih tinggi. Begitu juga sejumlah penyakit pada umur tua karena pengaruh tingkat keterpaparan dan proses pathogenesisnya yang mungkin memakan waktu yang lama.
Penyebaran kelompok umur dalam masyarakat biasanya mudah didapatkan berdasarkan kurva atau piramida penduduk yang tersedia atau hasil sensus penduduk. Dalam hal penggunaan umur untuk nilai nilai insiden dan prevalensi harus memperhatikan struktur umur penduduk. Demikian pula bila ingin menggunakan umur secara merata agar memperhatikan standarisasi, mengingat komposisi umur penduduk tidak semuanya sama.
B.       Jenis Kelamin
Seperti halnya dengan variable umur, factor jenis kelamin merupakan salah satu variable deskriptif yang dapat memberikan perbedaan angka/rate kejadian pada pria dan wanita. Dalam hal perbedan kejadiaan penykit pada perbedaan jenis kelamin harus dipertimbangkan pula berbagai variable lain seperti umur atau variable lainnya yang mempunyai perbedaan penyebaran menurut jenis kelamin.
Perbedaan insiden penyakit menurut jenis kelamin dapat timbul karena bentuk ntomis,fisiologis dan system hormonal yang berbeda. Hal ini terutama pada penyakit yang berhubungan dengan system reproduksi seperti kanker payudara, kanker kandungan, penyakit batu empedu dan lain lain. Pada waktu yang lalu , penyakit kanker paru paru lebih sering pada laki laki pada beberapa Negara tertentu, proporsi wanita yang merokok semakin meningkat menyebabkan proporsi  kanker paru-paru menurut jenis kelamin mungkin pula disebabkan karena perbedaan pekerjan, kebiasan makan dan lain lain.
Disamping berbagai hal tersebut diatas, harus diperhitungkan pula bahwa sifat karakteristik jenis kelamin mempunyai hubungan tersendiri yang cukup erat dengan sifat keterpaparan dan tingkat kerentanan  terhadap penyakit tertentu.hal ini menyebabkan adanya beberapa penyakit yang ternyata sangat erat hubungannya dengan jenis kelamin karena berbagai sifat tertentu. Pertama, adanya penyakit yang hanya dijumpai pada jenis kelamin tertentu terutama yang berhubungan dengan alat reproduksi atau yang secara genetis berperan dalam perbedaan jenis kelamin, umpamanya hipertrofi prostat pada pria atau karsinoma payudara pada wanita. Kedua, penyakit yang mempunyai kecendrungan  hanya pada jenis kelamin tertentu seperti hipertiroidisme,batu kandung empedu yang lebih sering pada wanita. Ketiga,  kemungkinan timbulnya perubahan frekuensi  penyakit dari jenis kelamin tertentu ke jenis kelmin lainnya.
Oleh sebab itu, bila dijumpai danya perbedaan frekuensi penyakit menurut perbedaan jenis kelamin, harus dianalisis apakah perbedan ini timbul karena perbedaan rasio jenis kelamin pad populasi, ataukah karena pengaruh perbedaan kebiasaan, factor biologis mupun perbedan factor genetis.
C.                                     Kelompok Etnik
Penyebaran masalah kesehatan juga tergantung dari golongan etnik yang miliki. Yang dimaksud Golongan  Etnik adalah : Sekelompok manusia dalam suatu populasi yang memiliki kebiasaan hidup atau sifat biologis dan genetis yang sama. Golongan Etnik dibedakan atas : 
a) Ras (Race) Pengelompokan menurut Ras, lebih didasarkan pada Warna Kulit dan Bentuk Tubuh. Dikenal 3 Ras utama yaitu Caucasoid (Kulit Putih), Negroid (Kulit Hitam), dan Mongoloid (Kulit Kuning/Sawo Matang). Adanya penyakit tertentu yang secara genetik berhubungan erat dengan Ras, yaitu Sicklecell Anemia. 
b) Etnik / Suku Bangsa (Tribe) Pengelompokan dalam Suku Bangsa didasarkan pada tempat tinggal, adat – istiadat, kebiasaan hidup, keadaan sosial – ekonomi ataupun susunan makanannya. Timbulnya perbedaan frekuensi penyakit atau kematian mungkin disebabkan oleh perbedaan tempat tinggal, adat – istiadat, kebiasaan hidup, keadaan sosial – ekonomi ataupun susunan makanannya. Contohnya adalah perbedaan pengalaman penyakit Malaria ataupun Filaria bagi penduduk Jawa dan Irian Jaya (Setyawan, 2008). 
D.  Status perkawinan
Yang dimaksud dengan Status Perkawinan disini adalah Persekutuan antara Dua Jenis Kelamin yang berbeda dalam bentuk Keluarga yang diakui secara sah oleh peraturan perundang – undangan yang berlaku baik sipil maupun agama. Ditinjau dari sudut pandang Epidemiologi, status perkawinan ini ternyata mempengaruhi penyebaran masalah kesehatan, karena : Pola Perilaku kalangan yang belum menikah berbeda dengan kalangan yang sudah menikah. Secara umum, pengaruh tersebut dapat dibedakan dalam 3 hal, yaitu : 
a) Pengaruh Terhadap Pola Penyakit Pola penyakit yang ditemukan pada kelompok orang yang belum menikah berbeda dengan pola penyakit yang ditemukan pada kelompok orang yang sudah menikah. Misalnya Penyakit Kelamin yang ternyata lebih banyak ditemukan pada kelompok orang yang belum pernah menikah. Hal yang sama juga ditemukan pada penyakit akibat kecelakaan yang lebih banyak terjadi pada kelompok orang yang belum menikah. 
b) Pengaruh Terhadap Resiko Terkena Penyakit Resiko terkena penyakit TB Paru misalnya, akan lebih besar terjadi pada istri atau suami yang pasangannya menderita penyakit TBC Paru. 
c) Pengaruh Terhadap Penatalaksanaan – Penanggulangan Penyakit Pada kelompok orang yang belum menikah yang menderita penyakit akan mendapat perawatan yang kurang dibandingkan dengan mereka yang telah berkeluarga karena memang kurangnya anggota keluarga yang turut membantu mengatasi penyakit
E.  Hubungan garis keturunan dan antar keluarga
Karakteristik ini sering dilupakan atau digunakan secara kurang tepat. Adanya penyakit dengan garis keluarga yang jelas seperti gondok,diabetes, asma, sebenarnya hanya merupakan suatu tingkat resiko pada sutu keluarga yang dipengaruhi oleh kebiasaan hidup,status social keluarga,lingkungan hidup dan mungkin pula oleh factor genetic.
Selain itu, ada penyakit menular tertentu yang berpusat pda lingkungan rumah tangga seperti tuberculosis,scabies dan lain lain yang sangat erat hubungannya dengan hidup keluarga,kondisi tempat tinggal(rumah dan lingkungan) serta factor kebiasaan hidup sehat pada keluarga tertentu sedangkan berbagai gangguan penyakit dan resiko tinggi terhadap penyakit tidak menular /penyakit menahun termasuk ganggun kejiwaan ,kenakalan remaja dan penggunaan obat terlarang, sangat dipengaruhi oleh hubungan antar anggota keluarga dan peranan keluarga dalam pembinaan remaja.
Hal ini sangat erat hubungannya dengan kehidupan keluarga dan garis keturunan dalam keluarga adalah gaangguan kesehatan reproduksi yang juga sangat erat hubungannya dengan sifat kehidupan reproduksi dalam keluarga termasuk jumlah paritas,kebiasaan dan adat perkawinan dalam rumpun keluarga dan lain sebagainya.

F.        Pekerjaan
Hubungan antara Pekerjaan dengan masalah kesehatan lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan khusus dan derajat keterpaparan serta sifat pekerjaan. Hal – hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang dapat menimbulkan penyakit antara lain : 
a) Adanya Faktor – faktor lingkunan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan, seperti bahan – bahan kimia, gas beracun, radiasi, benda – benda fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan, 
b) Situasi pekerjaan yang penuh dengan Stress, yang merupakan faktor penyebab terjadinya Hypertensi. 
c) Karena ruangan tempat kerja yang terlalu sempit, sehingga memungkinkan proses penularan penyakit antar pekerja (Setyawan, 2008). 


G.      Status sosial ekonomi
 Dalam kehidupan sehari – hari, sering ditemukan beberapa masalah kesehatan tertentu misalnya penyakit infeksi dan gangguan gizi yang lebih banyak diderita oleh masyarakat dengan status sosial ekonomi yang rendah dan sebaliknya beberapa penyakit kardiovaskuler lebih banyak dijumpai pada penderita dengan status sosial ekonomi tinggi (Setyawan, 2008). Status social ekonomi sangat erat hubungannya dengan pekerjaan dan jenis pekerjaan dan besarnya serta besarnya pendapatan keluarga juga berhubungan dengan lokasi tempat tinggal, kebiasaan hidup keluarga termasuk kebiasaan makan, jenis rekreasi keluarga dan lain sebagainya. Status social ekonomi erat pula hubungannya dengan factor psikologi individu dan keluarga dalam masyarakat.

H.       Penilaian dan Implikasi Keterangan tentang Orang
Dalam Penilaian dan Implikasi Keterangan tentang Orang beberapa kesalahan dapat terjadi dalam system penilaian dan analisis
a.      Kesalahan dalam pengukuran
Kesalahan dalam pengukuran dapat menyebabkan tidak terlihatnya asosiasi pada beberapa tingkatan tertentu. Hl ini dapat terjadi karena terjadinya kesalahan pelaporan, umpamanya kesalahan dalam menentukan umur dan kesalahan diagnosis penyakit. Selain itu juga, sering terjadi kesalahan karena adanya perbedaan dalam menggunakan fasilitas kesehatan yang terjadi, umpamanya, pada beberapa penyakit ringan , penderit laki laki lebih banyak dari wanita karena laki-laki lebih banyak menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia sedangkan wanita mungkin lebih segan memeriksakan diri. Adanya perbedaan sarana pelayanan kesehatan juga dapat mempengaruhi hasil diagnosis penyakit tertentu dan pemeriksaan penyakit yang mungkin lebih sukar pada anak-anak disbanding orang dewasa.
b.      Perbedaan variable yang berhubungan langsung
 Adanya perbedaan keadaan demografi seperti struktur umur akan mempengaruhi frekuensi penyakit tertentu pada populasi berbeda. Untuk membandingkan penyakit yang erat hubungannya dengan umur, harus dibandingkan pada rate umur tertentu atau dilakukan analisis dengan metode standarisasi. Hal ini juga berlaku bila membandingkan kedaan penyakit berdasarkan kelompok etnik. Adanya perbedaan tersebut mungkin bukan karna perbedaan etnik, melainkan adanya perbedaan status ekonomi atau perbedaan pekerjaan. Umpamanya dalam membandingkan status kesehatan penduduk pribumi dengan keturunan cina, mungkin timbul karena status ekonomi,jenis pekerjaan ,tempat tinggal dan perbedaan variable lainnya
c.       Perbedaan pada lingkungan
Perbedaan pada lingkungan hidup diantara kelompok penduduk atau kelompok jenis kelamin dapat dilihat pada perbedaan kebiasaan hidup sehri-hari serta perbedaan kebiasaan individu atau pribaadi. Perbedaan kebiasaan makan dan pola makan dapat kita lihat pada perbedaan kelompok etnis. Sedangkan perbedaan kebiasaan merokok dan penggunakan alcohol sangat bervariasi antr inmdividu serta jenis kelamin.berbagai perbedaan tersebut memberikan perbedaan resiko terjangkit penyakit tertentu seperti kanker paru, kardiovaskuler sert berbagai gngguan kesehatan lainnya.sejumlah penelitian yang pernah dilkukan diindonesia terhadap perbedaan suku dan tingkat resiko terhadap penyakit jantung, rematik dan keadaan kegemukan sangat dipengaruhi oleh kabiasaan dan lingkungan pemukiman yang berbeda.
d.      Perbedaan pada konstruksi tubuh dan genetis
Adanya perbedaan tingkat resiko penykit tertentu dengan konstitusi tubuh meliputi perbedaan anatomis,fisiologis dan sikap kejiwaan. Cirri cirri anatomis lebih penting dalam hubungannya dengan jenis kelamin. Hal ini selain disebabkan Karena adanya perbedaan organ antara laki-laki dan wanita yang berhubungan dengan fungsi seksual, jug masih banyak perbedaan lain antara jenis kelamin tersebut yang mempengaruhi resiko terhadap penyakit tertentu.
Perbedaan fungsi fisiologis antara laki-laki danm wnita karena adanya perbedaan hormonal yang diduga mempunyai hubungan dengan tingkat resiko terhdap penyakit tertentu seperi arteriosklerosis serta berbagai bentuk penyakit keganasan. perbedaan lain yang berhubungan dengan resiko terhadap gangguan kejiwaan lebih sering dijumpai pda perbedaan jenis kelamin serta perbedaan kelompok etnik.
Perbedaan genetis dapat menimbulkan perbedaan dalam resiko terhadap penyakit tertentu diantra kelompok penduduk. Hal ini dapat dilihat pada penyakit hemophilia,anemia “sickle cell”, talacemia dan pada buta warna.mengumpulnya resiko yang berkaitan dengan konstitusi genetis pada satu kelompok penduduk tau pad etnik tertentu, biasanya disebabkn karena perkawinan antara anggota kelompok yang terjadi selama beberapa generasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar