DISTRIBUSI
PENYAKIT MENURUT ORANG
Perbedaan
sifat atau keadaan karakteristik individu secara tidak langsung dapat
memberikan perbedaan pada sifat/keadaan individu terhadap setiap keadaan
keterpaparan, sangat berbeda/dapat dipengaruhi oleh berbagai sifat karakteristik
tertentu. Pertama, factor genetis yang lebih bersifat tetap seperti jenis
kelamin,ras, data kelahiran dan lain lain. Kedua, factor biologis yang
berhubungan erat dengan kehidupan biologis seperti umur,status gizi,kehamilan
dan lain lain. Ketiga, factor perilaku yang berpengaruh seperti mobilitas,
status perkawinan,tingkat pendidikan,daerah tempat tinggal dan
sebagainya.
A.
Umur
adalah variabel yang sangat penting
dan selalu diperhatikan dalam penyelidikan – penyelidikan epidemiologi karena
:
a)
Ada kaitannya dengan Daya Tahan Tubuh. Pada umumnya daya
tahan tubuh orang dewasa jauh lebih kuat dari pada daya tahan bayi atau anak –
anak.
b)
Ada kaitannya dengan ancaman terhadap kesehatan. Orang
dewasa yang karena pekerjaannya ada kemungkinan menghadapi ancaman penyakit
lebih besar daripada anak – anak.
c)
Ada kaitannya dengan kebiasaan hidup. Dibandingkan dengan
anak – anak, maka orang dewasa lebih besar kemungkinan terpapar dengan berbagai
sumber masalah kesehatan atau penyakit. Perbedaan pengalaman terhadap penyakit
menurut umur sangat mempunyai pengaruh /kemaknaan yang berhubungan dengan
perbedaan tingkat keterpaparan dan kerentanan menurut umur, perbedaan dalam
proses Pathogenesis, dan perbedaan dalam hal pengalaman terhadap penyakit
tertentu (Setyawan, 2008).
Untuk keperluan perbandingan maka
WHO menganjurkan pembagian-pembagian umur sebagai berikut :
a) Menurut tingkat kedewasaan :
0-14 tahun : bayi dan anak-anak
15-49 tahun : orang muda dan dewasa
50 tahun keatas : orang tua
b) Interval 5 tahun
Kurang 1 tahun
1-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun, dan sebagainya.
c) Untuk mempelajari penyakit anak :
0-4 bulan
5-10 bulan
11-23 bulan
2-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun
Namun ada beberapa kesulitan dalam
mendapatkan laporan umur yang tepat seperti :
a) Pengelompokan umur yang masih
bervariasi dan belum memiliki kesamaan standar
b) Masyarakat pedesaan yang masih
banyak buta huruf
Umur sebagai salah satu sifat
karakteristik tentang orang yang dalam studi epidemiologi merupakan variable
yang cukup penting krena cukup banyak penyakit yang ditemukan dengan berbagai
variasi frekuensi yang disebabkan oleh umur. Peran variabel umur menjadi cukup
penting antara lain karena: pertama, stuidi tentang hubungan variasi suatu
penyakit dengan umur dapat memberikan gambaran tentang factor penyebab penyakit
tersebut. Kedua, umur dapat merupakan factor sekunder yang harus diperhitungkan
dalam mengamati/meneliti perbedaan frekuensi penyakit terhadap variable
lainnya.
Adapun hubungan antara kejadian
frekuensi penyakit dengan umur biasanya dinyatakan dalam bentuk age spesific incidence maupun prevalence
(angka kejadian umur khusus) yakni jumlah kejadian suatu penyakit pada suatu
kelompok uimur tertentu. Yang harus diperhatikan dalam analisis peristiwa
penyakit dengan kelompok umur tertentu adalah jumlah penderitayang ada
dipelayanan kesehatn tertentu, tanpa mengetahui keadaan populasi pada umur
tersebut sehingga yang didapatkan adalah gambaran proporsi penyakit menurut
umur dan bukan gambaran resiko menurut umur.
Selain factor tersebut diatas, umur
merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama karena
umur mempunyai hubungan yang erat dengan keterpoaparan. Umur juga mempunyai
hubungan dengan besarnya resiko terhadap penyakit tertentu dan sifat
resistensinya pada berbagai kelompok umur tertentu.disamping itu umur juga
mempunyai hubungan erat dengan berbagai sifat karakteristik tentang orang
lainnya seperti pekerjaan ,status perkawinan,reproduksi dan berbagai kegiatan
lainnya. Dengan demikian, maka dapatlah dimengerti bahwa adanya perbedaan
penglaman terhadap penykit menurut umur sangat mempunyai kemaknaan (pengaruh)
yang berhubungan dengan adanya perbedaan tingkat keyterpaparan dan kerentanan
menurut umur,adanya perbedaan dalam proses kejadiaan pathogenesis,maupun adanya
perbedaan pengalaman terhadap penyakit tertentu.
Beberapa penyakit menular tertentu
umpamanya, menunjukkan bahwa umur muda mempunyai resiko yang tinggi, bukan saja
karena tingkat kerentanannya melainkan juga pengalaman terhadap penyakit
tertentu yang biasanya sudah dialami oleh mereka yang berumur lebih tinggi.
Begitu juga sejumlah penyakit pada umur tua karena pengaruh tingkat
keterpaparan dan proses pathogenesisnya yang mungkin memakan waktu yang lama.
Penyebaran kelompok umur dalam
masyarakat biasanya mudah didapatkan berdasarkan kurva atau piramida penduduk
yang tersedia atau hasil sensus penduduk. Dalam hal penggunaan umur untuk nilai
nilai insiden dan prevalensi harus memperhatikan struktur umur penduduk.
Demikian pula bila ingin menggunakan umur secara merata agar memperhatikan
standarisasi, mengingat komposisi umur penduduk tidak semuanya sama.
B.
Jenis Kelamin
Seperti
halnya dengan variable umur, factor jenis kelamin merupakan salah satu variable
deskriptif yang dapat memberikan perbedaan angka/rate kejadian pada pria dan
wanita. Dalam hal perbedan kejadiaan penykit pada perbedaan jenis kelamin harus
dipertimbangkan pula berbagai variable lain seperti umur atau variable lainnya
yang mempunyai perbedaan penyebaran menurut jenis kelamin.
Perbedaan
insiden penyakit menurut jenis kelamin dapat timbul karena bentuk
ntomis,fisiologis dan system hormonal yang berbeda. Hal ini terutama pada
penyakit yang berhubungan dengan system reproduksi seperti kanker payudara,
kanker kandungan, penyakit batu empedu dan lain lain. Pada waktu yang lalu ,
penyakit kanker paru paru lebih sering pada laki laki pada beberapa Negara
tertentu, proporsi wanita yang merokok semakin meningkat menyebabkan
proporsi kanker paru-paru menurut jenis
kelamin mungkin pula disebabkan karena perbedaan pekerjan, kebiasan makan dan
lain lain.
Disamping
berbagai hal tersebut diatas, harus diperhitungkan pula bahwa sifat
karakteristik jenis kelamin mempunyai hubungan tersendiri yang cukup erat
dengan sifat keterpaparan dan tingkat kerentanan terhadap penyakit tertentu.hal ini
menyebabkan adanya beberapa penyakit yang ternyata sangat erat hubungannya
dengan jenis kelamin karena berbagai sifat tertentu. Pertama, adanya penyakit
yang hanya dijumpai pada jenis kelamin tertentu terutama yang berhubungan dengan
alat reproduksi atau yang secara genetis berperan dalam perbedaan jenis
kelamin, umpamanya hipertrofi prostat pada pria atau karsinoma payudara pada
wanita. Kedua, penyakit yang mempunyai kecendrungan hanya pada jenis kelamin tertentu seperti
hipertiroidisme,batu kandung empedu yang lebih sering pada wanita. Ketiga, kemungkinan timbulnya perubahan
frekuensi penyakit dari jenis kelamin
tertentu ke jenis kelmin lainnya.
Oleh sebab
itu, bila dijumpai danya perbedaan frekuensi penyakit menurut perbedaan jenis
kelamin, harus dianalisis apakah perbedan ini timbul karena perbedaan rasio
jenis kelamin pad populasi, ataukah karena pengaruh perbedaan kebiasaan, factor
biologis mupun perbedan factor genetis.
C.
Kelompok Etnik
Penyebaran
masalah kesehatan juga tergantung dari golongan etnik yang miliki. Yang
dimaksud Golongan Etnik adalah :
Sekelompok manusia dalam suatu populasi yang memiliki kebiasaan hidup atau
sifat biologis dan genetis yang sama. Golongan Etnik dibedakan atas :
a) Ras (Race) Pengelompokan menurut Ras, lebih didasarkan
pada Warna Kulit dan Bentuk Tubuh. Dikenal 3 Ras utama yaitu Caucasoid (Kulit
Putih), Negroid (Kulit Hitam), dan Mongoloid (Kulit Kuning/Sawo Matang). Adanya
penyakit tertentu yang secara genetik berhubungan erat dengan Ras, yaitu
Sicklecell Anemia.
b) Etnik / Suku Bangsa (Tribe) Pengelompokan dalam Suku
Bangsa didasarkan pada tempat tinggal, adat – istiadat, kebiasaan hidup,
keadaan sosial – ekonomi ataupun susunan makanannya. Timbulnya perbedaan
frekuensi penyakit atau kematian mungkin disebabkan oleh perbedaan tempat
tinggal, adat – istiadat, kebiasaan hidup, keadaan sosial – ekonomi ataupun
susunan makanannya. Contohnya adalah perbedaan pengalaman penyakit Malaria
ataupun Filaria bagi penduduk Jawa dan Irian Jaya (Setyawan, 2008).
D. Status perkawinan
Yang
dimaksud dengan Status Perkawinan disini adalah Persekutuan antara Dua Jenis
Kelamin yang berbeda dalam bentuk Keluarga yang diakui secara sah oleh
peraturan perundang – undangan yang berlaku baik sipil maupun agama. Ditinjau
dari sudut pandang Epidemiologi, status perkawinan ini ternyata mempengaruhi
penyebaran masalah kesehatan, karena : Pola Perilaku kalangan yang belum
menikah berbeda dengan kalangan yang sudah menikah. Secara umum, pengaruh
tersebut dapat dibedakan dalam 3 hal, yaitu :
a) Pengaruh Terhadap Pola Penyakit Pola penyakit yang
ditemukan pada kelompok orang yang belum menikah berbeda dengan pola penyakit
yang ditemukan pada kelompok orang yang sudah menikah. Misalnya Penyakit
Kelamin yang ternyata lebih banyak ditemukan pada kelompok orang yang belum
pernah menikah. Hal yang sama juga ditemukan pada penyakit akibat kecelakaan
yang lebih banyak terjadi pada kelompok orang yang belum menikah.
b) Pengaruh Terhadap Resiko Terkena Penyakit Resiko terkena
penyakit TB Paru misalnya, akan lebih besar terjadi pada istri atau suami yang
pasangannya menderita penyakit TBC Paru.
c) Pengaruh Terhadap Penatalaksanaan – Penanggulangan
Penyakit Pada kelompok orang yang belum menikah yang menderita penyakit akan
mendapat perawatan yang kurang dibandingkan dengan mereka yang telah
berkeluarga karena memang kurangnya anggota keluarga yang turut membantu
mengatasi penyakit
E. Hubungan garis keturunan dan antar keluarga
Karakteristik ini sering dilupakan
atau digunakan secara kurang tepat. Adanya penyakit dengan garis keluarga yang
jelas seperti gondok,diabetes, asma, sebenarnya hanya merupakan suatu tingkat
resiko pada sutu keluarga yang dipengaruhi oleh kebiasaan hidup,status social
keluarga,lingkungan hidup dan mungkin pula oleh factor genetic.
Selain itu, ada penyakit menular
tertentu yang berpusat pda lingkungan rumah tangga seperti tuberculosis,scabies
dan lain lain yang sangat erat hubungannya dengan hidup keluarga,kondisi tempat
tinggal(rumah dan lingkungan) serta factor kebiasaan hidup sehat pada keluarga
tertentu sedangkan berbagai gangguan penyakit dan resiko tinggi terhadap
penyakit tidak menular /penyakit menahun termasuk ganggun kejiwaan ,kenakalan
remaja dan penggunaan obat terlarang, sangat dipengaruhi oleh hubungan antar
anggota keluarga dan peranan keluarga dalam pembinaan remaja.
Hal ini sangat erat hubungannya
dengan kehidupan keluarga dan garis keturunan dalam keluarga adalah gaangguan
kesehatan reproduksi yang juga sangat erat hubungannya dengan sifat kehidupan
reproduksi dalam keluarga termasuk jumlah paritas,kebiasaan dan adat perkawinan
dalam rumpun keluarga dan lain sebagainya.
F.
Pekerjaan
Hubungan
antara Pekerjaan dengan masalah kesehatan lebih banyak dilihat dari kemungkinan
keterpaparan khusus dan derajat keterpaparan serta sifat pekerjaan. Hal – hal
yang berkaitan dengan pekerjaan yang dapat menimbulkan penyakit antara lain
:
a) Adanya Faktor – faktor lingkunan yang langsung dapat
menimbulkan kesakitan, seperti bahan – bahan kimia, gas beracun, radiasi, benda
– benda fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan,
b) Situasi pekerjaan yang penuh dengan Stress, yang
merupakan faktor penyebab terjadinya Hypertensi.
c) Karena ruangan tempat kerja yang terlalu sempit, sehingga
memungkinkan proses penularan penyakit antar pekerja (Setyawan, 2008).
G.
Status sosial ekonomi
Dalam kehidupan sehari – hari, sering
ditemukan beberapa masalah kesehatan tertentu misalnya penyakit infeksi dan
gangguan gizi yang lebih banyak diderita oleh masyarakat dengan status sosial
ekonomi yang rendah dan sebaliknya beberapa penyakit kardiovaskuler lebih
banyak dijumpai pada penderita dengan status sosial ekonomi tinggi (Setyawan,
2008). Status social ekonomi sangat erat hubungannya dengan pekerjaan dan
jenis pekerjaan dan besarnya serta besarnya pendapatan keluarga juga
berhubungan dengan lokasi tempat tinggal, kebiasaan hidup keluarga termasuk
kebiasaan makan, jenis rekreasi keluarga dan lain sebagainya. Status social
ekonomi erat pula hubungannya dengan factor psikologi individu dan keluarga
dalam masyarakat.
H.
Penilaian dan Implikasi Keterangan
tentang Orang
Dalam Penilaian dan Implikasi Keterangan tentang
Orang beberapa kesalahan dapat terjadi dalam system penilaian dan analisis
a.
Kesalahan dalam pengukuran
Kesalahan
dalam pengukuran dapat menyebabkan tidak terlihatnya asosiasi pada beberapa
tingkatan tertentu. Hl ini dapat terjadi karena terjadinya kesalahan pelaporan,
umpamanya kesalahan dalam menentukan umur dan kesalahan diagnosis penyakit.
Selain itu juga, sering terjadi kesalahan karena adanya perbedaan dalam
menggunakan fasilitas kesehatan yang terjadi, umpamanya, pada beberapa penyakit
ringan , penderit laki laki lebih banyak dari wanita karena laki-laki lebih
banyak menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia sedangkan wanita mungkin lebih
segan memeriksakan diri. Adanya perbedaan sarana pelayanan kesehatan juga dapat
mempengaruhi hasil diagnosis penyakit tertentu dan pemeriksaan penyakit yang
mungkin lebih sukar pada anak-anak disbanding orang dewasa.
b.
Perbedaan variable yang berhubungan
langsung
Adanya perbedaan keadaan demografi
seperti struktur umur akan mempengaruhi frekuensi penyakit tertentu pada
populasi berbeda. Untuk membandingkan penyakit yang erat hubungannya dengan
umur, harus dibandingkan pada rate umur tertentu atau dilakukan analisis dengan
metode standarisasi. Hal ini juga berlaku bila membandingkan kedaan penyakit
berdasarkan kelompok etnik. Adanya perbedaan tersebut mungkin bukan karna
perbedaan etnik, melainkan adanya perbedaan status ekonomi atau perbedaan
pekerjaan. Umpamanya dalam membandingkan status kesehatan penduduk pribumi
dengan keturunan cina, mungkin timbul karena status ekonomi,jenis pekerjaan
,tempat tinggal dan perbedaan variable lainnya
c.
Perbedaan pada lingkungan
Perbedaan
pada lingkungan hidup diantara kelompok penduduk atau kelompok jenis kelamin
dapat dilihat pada perbedaan kebiasaan hidup sehri-hari serta perbedaan
kebiasaan individu atau pribaadi. Perbedaan kebiasaan makan dan pola makan
dapat kita lihat pada perbedaan kelompok etnis. Sedangkan perbedaan kebiasaan
merokok dan penggunakan alcohol sangat bervariasi antr inmdividu serta jenis
kelamin.berbagai perbedaan tersebut memberikan perbedaan resiko terjangkit
penyakit tertentu seperti kanker paru, kardiovaskuler sert berbagai gngguan
kesehatan lainnya.sejumlah penelitian yang pernah dilkukan diindonesia terhadap
perbedaan suku dan tingkat resiko terhadap penyakit jantung, rematik dan
keadaan kegemukan sangat dipengaruhi oleh kabiasaan dan lingkungan pemukiman
yang berbeda.
d.
Perbedaan pada konstruksi tubuh dan
genetis
Adanya perbedaan tingkat resiko
penykit tertentu dengan konstitusi tubuh meliputi perbedaan anatomis,fisiologis
dan sikap kejiwaan. Cirri cirri anatomis lebih penting dalam hubungannya dengan
jenis kelamin. Hal ini selain disebabkan Karena adanya perbedaan organ antara
laki-laki dan wanita yang berhubungan dengan fungsi seksual, jug masih banyak
perbedaan lain antara jenis kelamin tersebut yang mempengaruhi resiko terhadap
penyakit tertentu.
Perbedaan fungsi fisiologis antara
laki-laki danm wnita karena adanya perbedaan hormonal yang diduga mempunyai
hubungan dengan tingkat resiko terhdap penyakit tertentu seperi
arteriosklerosis serta berbagai bentuk penyakit keganasan. perbedaan lain yang
berhubungan dengan resiko terhadap gangguan kejiwaan lebih sering dijumpai pda
perbedaan jenis kelamin serta perbedaan kelompok etnik.
Perbedaan genetis dapat menimbulkan perbedaan
dalam resiko terhadap penyakit tertentu diantra kelompok penduduk. Hal ini
dapat dilihat pada penyakit hemophilia,anemia “sickle cell”, talacemia dan pada
buta warna.mengumpulnya resiko yang berkaitan dengan konstitusi genetis pada
satu kelompok penduduk tau pad etnik tertentu, biasanya disebabkn karena
perkawinan antara anggota kelompok yang terjadi selama beberapa generasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar