STUDY
CROSS SECTIONAL
A.
Pengertian
Cross secsional merupakan penelitian
non eksperimental dalam rangka mempelajari dinamika hubungan antara faktor
resiko dengan efek dengan model pendekatan point
time. Artinya, setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan. Hal ini tidak berarti semua subjek penelitian diamati pada waktu
yang sama. Tujuan penelitian ini untuk mengamati hubungan antara faktor resiko
dengan akibat yg terjadi berupa penyakit atau keadaan kesehatan tertentu dalam
waktu yang bersamaan, ditanya masalahnya (akibat) sekaligus penyebabnya (faktor
resikonya). Studi cross secsional
dikenal juga dengan istilah studi prevalensi: Subyek sekaligus diklasifikasikan
sebagai terkena dan tidak terkena
kelainan serta terpapar dan tidak terpapar
faktor yang diteliti pada waktu yang sama Angka prevalensinya
membandingkan antara mereka yang terpapar dan tidak terpapar faktor yang
diteliti terhadap kelainan yang
diteliti.
B.
Ciri-ciri Penelitian Cross Sectional
Penelitian cross sectional merupaka
salah satu conto penelitian observasional yang mempunyai ciri-ciri
- Semua pengukuran variabel (dependen dan Independen) yang diteliti dilakukan pada waktu yang sama
- Tidak ada periode
- Follow-up
C.
Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan penelitian Cross Sectional
Kelebihan penelitian Cross
Sectional yaitu mudah dilaksanakan,
sederhana, ekonomis dalam hal waktu, dan hasil dapat diperoleh dengan cepat dan
dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang banyak, baik variabel
resiko maupun variabel efek.
b. Kekurangan penelitian Cross
Sectional :
1. Diperlukan subjek penelitian yang
besar
2. Tidak dapat menggambarkan
perkembangan penyakit secara akurat
3. Tidak valid untuk meramalkan suatu
kecenderungan
4. Kesimpulan korelasi faktor resiko
dengan faktor efek paling lemah bila dibandingkan dengan dua rancangan
epidemiologi yang lain.
Contoh sederhana : Ingin mengetahui hubungan antara anemia
besi pada ibu hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir (BBL), dengan menggunakan
rancangan atau pendekatan cross sectional.
Tahap pertama : Mengidentifikasi
variabel-variabel yang akan diteliti dan kedudukanya masing-masing.
- Variabel dependen (efek ) : BBL
- Variebel independen (risiko ) : anemia besi.
- Variabel independent (risiko) yang dikendalikan : paritas, umur ibu, perawatan kehamilan, dan sebagainya.
Tahap kedua : menetapkan subjek penelitian atau
populasi dan sampelnya. Subjek penelitian : ibu-ibu yang baru melahirkan, namun
perlu dibatasi daerah mana ereka akan diambil contohnya lingkup rumah sakit
atau rumah bersalin. Demikian pula batas waktu dan cara pengambilan sampel,
apakah berdasarkan tekhnik random atau non-random.
Tahap ketiga : Melakukan pengumpulan data,
observasi atau pengukuran terhadap variabel dependen-independen dan
variabel-variabel yang dikendalikan secara bersamaan (dalam waktu yang sama)
Caranya mengukur berat badan bayi yang sedang lahir, memeriksa Hb ibu,
menanyakan umur, paritas dan variabel-variabel kendali yang lain.
Tahap keempat : Mengolah dan menganalisis data
dengan cara membandingkan. Bandingkan BBL dengan Hb darah ibu. Dari analisis
ini akan diperoleh bukti adanya atau tidak adanya hubungan antara anemia dengan
BBL.
D.
Kerangka Kosep
Dari gambar dapat dilihat bahwa kerangka
konsep penelitian cross secsional khususnya dalam penelitian kesehatan
masyarakat dapat di jelaskan bahwa fenomena, kejadian atau kasus yang
berhubungan dengan kesehatan disebabkan oleh faktor-faktor resiko dari segitiga
epidemiologi (host, Agent dan environment).